|
Post by prasasti83 on Sept 10, 2015 8:45:45 GMT 7
Banyak sekolah Kristen di kota ini. Namun apakah sekolah-sekolah ini benar-benar sedang mengerjakan pembangunan atau pembentukan siswa-i Kristen yang memiliki iman yang bertumbuh dan berbuah? Atau nama 'kristen' hanyalah strategi bisnis pendidikan untuk meraup keuntungan? Atau nama 'Kristen' hanya menjadi jargon yang tidak berelasi sama sekali dengan semangat dan tanggungjawab untuk membangun iman siswa-i (anggaplah anak gereja)?
|
|
|
Post by Ivan on Sept 10, 2015 12:28:16 GMT 7
Banyak sekolah Kristen di kota ini. Namun apakah sekolah-sekolah ini benar-benar sedang mengerjakan pembangunan atau pembentukan siswa-i Kristen yang memiliki iman yang bertumbuh dan berbuah? Atau nama 'kristen' hanyalah strategi bisnis pendidikan untuk meraup keuntungan? Atau nama 'Kristen' hanya menjadi jargon yang tidak berelasi sama sekali dengan semangat dan tanggungjawab untuk membangun iman siswa-i (anggaplah anak gereja)? Pertanyaan-pertanyaan Bapak dilandaskan pada beberapa asumsi: 1. "Sekolah Kristen" adalah satu entitas. 2. Kekristenan bisa dibisniskan. Menurut saya asumsi2 di atas keliru, dan asumsi yang keliru menyebabkan pengharapan yang salah, dan pengharapan yang salah menumbuhkan pertanyaan yang semu. 1. Sekolah Kristen bukan satu entitas, melainkan dua. "Sekolah" dan "Kristen". Ketika kita melihatnya sebagai satu entitas saja, maka kita pasti sedang mereduksi makna sesungguhnya dari masing-masing kata tsb. 2. Kekristenan tidak bisa dibisniskan. Yang dibisniskan adalah "kode-kode" nya Masihkah Sekolah Kristen membangun iman? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan cukup dengan "ya" atau "tidak". Jawaban yang baik, menurut saya, adalah "bisa ya" dan bisa tidak".
|
|